Berdasarkan survey dari UNESCO ( United nation education society and cultural organization) minat baca masyarakat kita paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Terutama dikawasan negara Asia sangat berbanding terbalik.
Ironis sekali, bukankah Indonesia termasuk negara yang berpenduduk muslim terbesar disamping negara-negara lainnya? Iqro' merupakan perintah yang jelas untuk kita lebih sering membaca, baik yang tersirat maupun tersurat.
Membaca tidak hanya dilakukan oleh mereka yang masih duduk di bangku sekolah, masyarakat umum juga harus lebih banyak membaca. Karena pengetahuan yang ada pada diri kita masih sangat perlu untuk di tambah yang pasti jangan pernah merasa puas dengan Ilmu yang ada saat ini.
Keberhasilan orang-orang besar tidak lepas dari kegemaran mereka membaca, seorang Soekarno bisa kita contoh: sebagai Presiden pertama RI dengan kebiasaannya membaca, menjadikan semua ilmu terangkum dalam kepribadian Beliau. Bahkan saat dipengasingan teman setia di tempat tidur hanyalah"buku".
Di tahun 80'an orang yang sering membaca kadang dikucilkan karena dinilai "kuper" dan identik dengan kesendiriannya di ruang perpustakaan, berkacamata tebal, dan kemana-mana "buku" menjadi bagian yang utama.
Penilaian diatas ternyata akan mereka sesalkan setelah beberapa tahun kemudian disaat si kaca mata tebal sudah melenggang dengan semua keberhasilannya, tentu yang diperoleh dari "membaca".
Maka sangat sungguh di sayangkan kalau generasi muda saat ini tidak lagi menjadikan kebiasaan membaca sebagai makanan "pokok" sehari-hari.
We first make our habits Then our habits make us....
Sebuah watak akan ada apabila kita telah membentuk kebiasaan lebih dahulu...
Beberapa lagu buat anda:
Manda - Tertipu (Suami Temanku).mp3
Membaca tidak hanya dilakukan oleh mereka yang masih duduk di bangku sekolah, masyarakat umum juga harus lebih banyak membaca. Karena pengetahuan yang ada pada diri kita masih sangat perlu untuk di tambah yang pasti jangan pernah merasa puas dengan Ilmu yang ada saat ini.
Keberhasilan orang-orang besar tidak lepas dari kegemaran mereka membaca, seorang Soekarno bisa kita contoh: sebagai Presiden pertama RI dengan kebiasaannya membaca, menjadikan semua ilmu terangkum dalam kepribadian Beliau. Bahkan saat dipengasingan teman setia di tempat tidur hanyalah"buku".
Di tahun 80'an orang yang sering membaca kadang dikucilkan karena dinilai "kuper" dan identik dengan kesendiriannya di ruang perpustakaan, berkacamata tebal, dan kemana-mana "buku" menjadi bagian yang utama.
Penilaian diatas ternyata akan mereka sesalkan setelah beberapa tahun kemudian disaat si kaca mata tebal sudah melenggang dengan semua keberhasilannya, tentu yang diperoleh dari "membaca".
Maka sangat sungguh di sayangkan kalau generasi muda saat ini tidak lagi menjadikan kebiasaan membaca sebagai makanan "pokok" sehari-hari.
We first make our habits Then our habits make us....
Sebuah watak akan ada apabila kita telah membentuk kebiasaan lebih dahulu...
Beberapa lagu buat anda:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar